PKPA merupakan program pelatihan yang menjadi syarat bagi mereka yang ingin menempuh ujian advokat dan berkarier di bidang hukum. Program ini tidak hanya memberikan wawasan teoretis, tetapi juga membekali peserta dengan keterampilan praktis dalam menangani kasus hukum di berbagai sektor.

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber ahli yang memberikan materi mendalam terkait berbagai aspek hukum, di antaranya:

• Hukum Acara Pengadilan Niaga oleh Fredrik Billy, S.H., M.H. dari PERADI Denpasar
• Hukum Acara Pidana oleh I Made Adi Seraya, S.H., M.H., C.L.A. dari PERADI Denpasar dan oleh Dr. I Made Wirya Darma, S.H., M.H., CCD, Dosen Undiknas
• Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara oleh Lusinda Panjaitan, S.H., M.H., seorang Hakim Pengadilan TUN
• Sesi Penutup oleh I Wayan Lastikayasa, S.H. dari PERADI Denpasar

Melalui sesi-sesi ini, para peserta mendapatkan pemahaman mendalam mengenai berbagai aspek hukum acara, baik dalam lingkup niaga, pidana, peradilan tata usaha negara, maupun bidang hukum lainnya yang relevan dengan praktik advokat.

PKPA ini diharapkan mampu mempersiapkan calon advokat yang profesional, berintegritas, dan memiliki pemahaman hukum yang komprehensif. Dengan mengikuti program ini, peserta tidak hanya memperoleh wawasan hukum yang luas, tetapi juga kesiapan dalam menghadapi tantangan dunia advokasi.

Dengan berlangsungnya PKPA 2025 di Undiknas, universitas ini terus berkomitmen untuk menjadi lembaga pendidikan yang berkontribusi dalam mencetak advokat berkualitas yang siap memberikan layanan hukum terbaik bagi masyarakat.

Kompetisi ini mengajak para siswa SMA/SMK/MA sederajat se-Bali untuk menuangkan gagasan kreatif mereka dalam bentuk karya tulis ilmiah, dengan harapan dapat menciptakan solusi baru yang aplikatif dalam pengelolaan sampah padat maupun cair.

Kompetisi ini dibuka sejak 2 Januari 2025, dengan pengumpulan karya hingga 14 Februari 2025. Setelah melalui proses seleksi ketat, sejumlah peserta dengan karya terbaik berhak maju ke tahap final yang berlangsung di Gedung C Universitas Pendidikan Nasional pada 21 Februari 2025.

Para finalis diberikan kesempatan untuk mempresentasikan karya mereka langsung di hadapan dewan juri, yang terdiri dari akademisi dan praktisi di bidang lingkungan dan inovasi. Kriteria penilaian meliputi:

Orisinalitas dan Inovasi, Keterkaitan dengan Tema, Kualitas Penulisan, Kelayakan dan Dampak Solusi, Kekuatan Argumen dan Rekomendasi dan Pemeriksaan Plagiarisme

Dalam lomba ini, para peserta mengembangkan ide-ide kreatif melalui enam sub-tema, termasuk:

• Pengembangan teknologi pengolahan sampah
• Pemanfaatan sampah untuk energi terbarukan
• Ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah
• Penerapan kearifan lokal dalam pengelolaan limbah
• Pengembangan sistem pengelolaan sampah terpadu
• Edukasi dan kampanye kreatif dalam pengurangan sampah

Dengan lebih dari puluhan peserta yang mengikuti lomba ini, Eco-Innovation Challenge 2025 menjadi bukti bahwa kesadaran lingkungan semakin meningkat di kalangan generasi muda. Para peserta tidak hanya berlomba untuk menang, tetapi juga ingin memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan dan masyarakat.

Undiknas berharap bahwa melalui kegiatan seperti ini, akan lahir lebih banyak inovasi yang dapat diterapkan secara langsung di kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini juga menjadi salah satu bentuk dukungan Undiknas terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam bidang lingkungan dan keberlanjutan.

Ajang penghargaan tahunan ini menjadi wadah apresiasi bagi perguruan tinggi swasta yang menunjukkan kinerja optimal dalam berbagai aspek pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan pengelolaan institusi. Tahun ini, Undiknas berhasil memboyong 11 penghargaan bergengsi yang memperkuat posisinya sebagai salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Indonesia, khususnya di bawah naungan LLdIKTI Wilayah VIII.

Berikut adalah daftar penghargaan yang berhasil diraih Undiknas University dalam LLdIKTI Wilayah VIII Award 2024:

1. Nominasi Penilaian Terbaik Academic Leader
   Diberikan kepada Prof. Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos., M.M., IPM., ASEAN Eng., sebagai pimpinan perguruan tinggi swasta dengan jumlah mahasiswa antara 3.000 hingga 10.000 orang. Penghargaan ini menjadi pengakuan atas kepemimpinan visioner dan kontribusi signifikan dalam memajukan institusi.
2. Perguruan Tinggi Paling Berkontribusi dalam Memfasilitasi Sarana dan Prasarana
   Undiknas dinilai aktif dalam mendukung kegiatan Kemendikbudristek dan LLdIKTI Wilayah VIII melalui pengelolaan fasilitas kampus yang mendukung kegiatan akademik dan non-akademik.
3. Perguruan Tinggi dengan Peringkat Akreditasi Unggul Tahun 2024
   Status Akreditasi Unggul semakin menegaskan kualitas dan mutu pendidikan yang dihadirkan Undiknas dalam memenuhi standar nasional pendidikan tinggi.
4. Perguruan Tinggi Swasta dengan Pencapaian Guru Besar Tahun 2024
   Komitmen Undiknas dalam meningkatkan kualitas tenaga pendidik diwujudkan melalui peningkatan jumlah guru besar di lingkungan kampus.
5. Perguruan Tinggi dengan Pelaporan Simkatmawa Terbanyak Tahun 2024
   Pengelolaan dan pelaporan data kegiatan kemahasiswaan yang sistematis dan konsisten menjadi salah satu indikator keberhasilan Undiknas dalam membangun ekosistem akademik yang produktif.
6. Perguruan Tinggi dengan Kerjasama Pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat Terbaik I Tahun 2024
   Kolaborasi aktif dengan berbagai instansi pemerintah dan LSM menjadi bagian dari strategi Undiknas dalam memperluas jejaring kemitraan untuk pengembangan pendidikan dan pengabdian masyarakat.
7. Perguruan Tinggi dengan Kerjasama Internasional Terbaik I Tahun 2024
   Melalui berbagai program kemitraan global, Undiknas membuka peluang lebih luas bagi mahasiswa dan dosen untuk berpartisipasi dalam program internasional yang memperkuat daya saing global.
8. Perguruan Tinggi dengan Kerjasama Industri Terbaik I Tahun 2024
   Undiknas terus memperluas jaringan kemitraan dengan sektor industri untuk memperkuat link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja, memberikan mahasiswa pengalaman praktis yang relevan dengan kebutuhan pasar.
9. Insan Humas Terpopuler bagi Perguruan Tinggi Swasta di Lingkungan LLdIKTI Wilayah VIII Tahun 2024
   Pengelolaan informasi dan komunikasi yang efektif menjadikan humas Undiknas sebagai salah satu yang paling aktif dan populer di lingkungan perguruan tinggi swasta.
10. Pengelolaan Laman Terbaik bagi Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2024
    Pengelolaan website kampus yang informatif dan interaktif menjadi salah satu faktor penting dalam membangun citra dan memperkuat koneksi dengan masyarakat luas.
11. Pengelolaan Media Sosial Terbaik bagi Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2024
    Media sosial menjadi salah satu platform utama Undiknas dalam menyebarkan informasi kampus, menggaet calon mahasiswa, dan membangun komunitas kampus yang solid.

Rektor Undiknas University, Prof. Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos., M.M., IPM., ASEAN Eng., mengungkapkan rasa syukur dan apresiasi yang sebesar-besarnya atas kerja keras seluruh civitas akademika dalam mencapai prestasi ini.

“Penghargaan ini bukan hanya pencapaian bagi institusi, tetapi juga cerminan dedikasi semua pihak yang berkontribusi dalam memajukan Undiknas. Kami berkomitmen untuk terus berkembang, berinovasi, dan menghadirkan pendidikan berkualitas yang relevan dengan kebutuhan zaman,” ujar Prof. Subawa.

Beliau juga menegaskan bahwa Undiknas akan terus memperkuat kolaborasi lintas sektor, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan memperluas jejaring internasional demi menciptakan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di tingkat global.

Prestasi yang diraih dalam LLdIKTI Wilayah VIII Award 2024 menjadi semangat baru bagi seluruh civitas akademika Undiknas untuk terus meningkatkan kualitas dan inovasi di berbagai lini. Pencapaian ini tidak hanya memperkuat reputasi Undiknas sebagai perguruan tinggi unggul, tetapi juga menjadi motivasi untuk melangkah lebih jauh dalam mencapai visi menjadi universitas berkelas dunia. Melalui kolaborasi yang solid, semangat inovasi, dan komitmen terhadap kualitas pendidikan, Undiknas University optimis dapat menghadirkan lebih banyak prestasi gemilang di masa depan.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini terbagi dalam empat sesi yang dirancang secara sistematis untuk memberikan pengalaman belajar yang maksimal.

Di setiap sesinya peserta mendapatkan materi tentang pengembangan kepribadian yang mencakup cara berpakaian, postur tubuh, dan membangun citra diri yang positif. Materi ini disampaikan langsung oleh pakar kepribadian yang memberikan tips praktis agar mahasiswa dapat tampil percaya diri di berbagai situasi.

Peserta juga memperoleh pemahaman tentang cara komunikasi interpersonal, di mana mahasiswa diajarkan keterampilan dasar seperti menjaga kontak mata, berbicara dengan sopan, cara makan yang baik dan benar, serta tata krama saat mengikuti perjamuan makan dalam acara formal. Materi yang disampaikan meliputi penggunaan alat makan, posisi duduk yang benar, hingga etika berbicara di meja makan.

Tidak hanya itu, Para peserta juga berkesempatan untuk mempraktikkan langsung ilmu yang telah dipelajari dalam simulasi jamuan formal. Dalam suasana yang santai namun tetap profesional, mereka menunjukkan antusiasme tinggi saat mempraktikkan etika makan dan berinteraksi dengan sesama peserta.

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Undiknas dalam mempersiapkan mahasiswa menjadi individu yang kompeten secara akademik maupun sosial. Para mahasiswa peserta kegiatan mengaku mendapatkan banyak manfaat dari program ini. Salah satu peserta mengungkapkan, 

“Kegiatan ini sangat menyenangkan sekaligus edukatif. Kami belajar banyak tentang bagaimana cara bersikap di situasi formal, yang pastinya akan berguna di masa depan.”

Dengan suksesnya kegiatan Table Manner and Personality Development ini, Universitas Pendidikan Nasional kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan pendidikan holistik yang tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga pada pengembangan keterampilan sosial dan profesional. Inisiatif seperti ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi mahasiswa untuk menjadi individu yang unggul di tingkat nasional maupun internasional.

Lokakarya ini diikuti oleh mahasiswa semester 5 Program Studi Ilmu Komunikasi Undiknas yang tengah mendalami mata kuliah terkait media dan jurnalistik. Dengan mengunjungi kantor media ternama, para mahasiswa mendapatkan wawasan praktis tentang proses kerja di perusahaan jurnalistik.

Dalam lokakarya tersebut, mahasiswa diperkenalkan pada berbagai aspek jurnalistik, mulai dari tahap pengumpulan informasi, wawancara, penulisan berita, hingga proses penyiaran di televisi. Mereka juga berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan jurnalis, editor, dan kru produksi Jawapost TV, yang membagikan pengalaman serta tantangan yang dihadapi dalam dunia kerja media.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat karena kami dapat melihat langsung bagaimana sebuah berita diproduksi. Hal ini memperkaya pemahaman kami yang sebelumnya hanya didapatkan melalui teori di kelas,” ujar salah satu mahasiswa peserta lokakarya.

Selain itu, mahasiswa juga diajak mengunjungi ruang redaksi Radar Bali dan studio siaran Jawapost TV. Di sana, mereka menyaksikan bagaimana tim media bekerja secara kolaboratif untuk menghasilkan konten yang informatif dan berkualitas.

Lokakarya ini dirancang untuk memberikan pembelajaran kontekstual yang relevan dengan kebutuhan industri komunikasi.

“Dengan langsung mengunjungi kantor media, mahasiswa dapat melihat proses jurnalistik secara utuh, memahami peran setiap individu di dalamnya, dan mengembangkan kemampuan analitis serta praktis mereka sebagai calon praktisi media,” ungkapnya dosen penyelenggara yang mendampingi kegiatan ini.

Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari upaya Undiknas untuk mengintegrasikan pembelajaran akademik dengan pengalaman nyata di lapangan. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja, khususnya dalam industri komunikasi dan media.

Melalui lokakarya ini, Universitas Pendidikan Nasional terus menunjukkan komitmennya dalam mencetak lulusan yang kompeten dan siap bersaing di era digital. Radar Bali – Jawapost TV pun menyambut baik kolaborasi ini, yang diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membangun hubungan strategis antara dunia pendidikan dan industri media.

Social Work 2024 bertujuan untuk mengajarkan seni musik Baleganjur kepada anak-anak di bawah usia 15 tahun di Banjar Dauh Labak. Program ini tidak hanya menjadi sarana pembelajaran seni tradisional, tetapi juga mendukung pelestarian warisan budaya Bali. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Kelian Adat dan Kelian Dinas Banjar Dauh Labak, Ketua Seka Truna-Truni, Bagian Seni Banjar, Pelatih Tabuh Banjar Dauh Labak, serta anggota dan pelatih UKM Karawitan Taksu Abhinaya.

Pembukaan kegiatan Social Work ditandai dengan simbolis pemukulan gong oleh I Gusti Ngurah Oka Ariwangsa, S.E., M.M., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, sekaligus Kepala Pusat Organisasi dan Kegiatan Mahasiswa UNDIKNAS. Setelah acara pembukaan, para peserta mulai mengenal anak-anak yang akan menerima pelatihan seni musik Baleganjur.

Pelatihan dimulai dengan pengajaran instrumen reong, yang merupakan bagian paling sulit sekaligus pembawa melodi lagu. Dilanjutkan dengan pelatihan instrumen kendang dan ceng-ceng, diikuti oleh kajar, kempli, gong, dan bende, sehingga seluruh instrumen dapat menyatu dan menghasilkan melodi lengkap. Selama sesi ini, peserta diajarkan bagian awal lagu, yaitu Kawitan.

Materi berlanjut ke Pengecet, bagian lagu yang penuh dinamika dan berfungsi sebagai klimaks. Anak-anak diajarkan cara mengatur tempo dan volume musik untuk menciptakan emosi dalam pertunjukan. Selanjutnya, Pelatihan memasuki tahap akhir dengan pengajaran bagian Pekaad atau penutup lagu. Pada sesi akhir diadakan gladi bersih untuk persiapan pementasan hasil pelatihan yang akan dipertunjukkan pada acara penutupan.

Pada acara penutupan Social Work diadakan dengan pemukulan gong simbolis oleh I Gusti Ngurah Oka Ariwangsa, S.E., M.M. Hasil pelatihan selama 11 hari ditampilkan dalam sebuah pementasan oleh anak-anak Banjar Dauh Labak, disaksikan oleh masyarakat setempat, termasuk Kelian Adat, pemuda, pelatih, dan anggota UKM Karawitan Taksu Abhinaya. Pertunjukan ini menjadi penanda keberhasilan program Social Work 2024.

Kegiatan Social Work 2024 UKM Karawitan Taksu Abhinaya berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama Tujuan 4: Pendidikan Berkualitas dan Tujuan 11: Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan. Melalui pelatihan seni musik tradisional kepada generasi muda, kegiatan ini mendukung pendidikan inklusif dan pelestarian budaya lokal sebagai bagian dari identitas masyarakat Bali. Dengan memberikan akses pembelajaran seni secara gratis, program ini turut menciptakan peluang bagi anak-anak untuk memahami dan mencintai budaya mereka, sekaligus memperkuat keberlanjutan komunitas seni tradisional di Bali.

Company Visit ini bertujuan untuk memberikan pemahaman langsung kepada mahasiswa tentang operasional perusahaan, tantangan bisnis, dan strategi yang digunakan untuk tetap kompetitif di pasar. Mahasiswa dari berbagai program studi berpartisipasi dalam kegiatan ini, yang dirancang untuk memperluas pengetahuan mereka sebagai calon entrepreneur muda.(11/24)

Di pabrik cokelat Jungle Gold Bali, peserta diperkenalkan pada proses pembuatan cokelat berkualitas tinggi, mulai dari pemilihan biji kakao, fermentasi, hingga produksi akhir. Mahasiswa juga diajak untuk memahami pentingnya menjaga kualitas produk untuk bersaing di pasar lokal dan internasional.

Sementara itu, kunjungan ke Secret Garden Village memberikan pengalaman unik dalam memahami bagaimana konsep wisata edukasi digabungkan dengan bisnis. Peserta diajak menyelami perjalanan bisnis perusahaan yang mengintegrasikan produk kecantikan tradisional, kafe, dan area edukasi menjadi satu destinasi unggulan.

Selama kunjungan, mahasiswa diberi kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan manajemen perusahaan. Beberapa topik yang dibahas meliputi tantangan dalam menjalankan bisnis, pentingnya inovasi, dan strategi membangun merek yang kuat di tengah persaingan.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami karena memberikan wawasan nyata tentang bagaimana suatu perusahaan berjalan dan menghadapi tantangan di lapangan. Saya merasa lebih termotivasi untuk mengembangkan ide bisnis saya sendiri,” ujar salah satu peserta Company Visit.

Company Visit ini dirancang dalam dua sesi, sehingga seluruh peserta dapat mengikuti kunjungan dengan lebih terfokus dan mendalam. Sesi pertama ini diakhiri dengan evaluasi dan diskusi kelompok untuk memperkuat pemahaman para mahasiswa tentang pengalaman yang mereka peroleh.

Melalui kegiatan ini, Undiknas terus berkomitmen untuk memberikan pengalaman belajar yang aplikatif kepada mahasiswanya. Company Visit menjadi salah satu upaya nyata universitas dalam membekali generasi muda dengan wawasan praktis yang relevan dengan dunia kerja dan bisnis.

Sesi kedua dari Company Visit akan dilaksanakan pada waktu yang telah dijadwalkan, dengan tujuan untuk melanjutkan misi Undiknas dalam mencetak lulusan yang kompeten dan siap bersaing secara global.

Pada hari pertama, kegiatan diawali dengan seminar bertema “Meningkatkan Nilai Jual Gula Aren Khas Pedawa”, yang bertempat di Wantilan Pedawa. Seminar ini dihadiri oleh masyarakat desa, termasuk petani gula aren yang menjadi penggerak dalam peningkatan kualitas dan pemasaran produk khas daerah tersebut. Acara dibuka oleh perwakilan undangan yang hadir dan dilanjutkan dengan pemaparan dari dua narasumber yang ahli di bidang pertanian dan kewirausahaan.

Narasumber pertama, Bapak Anak Agung Gede Agung Wedhatama P., M.Eng, merupakan Ketua Komunitas Petani Muda Keren dan pemilik beberapa perusahaan di sektor pertanian. Sedangkan narasumber kedua, Ibu Putu Titha Paramita Pika, S.E., M.M, adalah dosen aktif di Undiknas yang memiliki keahlian dalam bidang manajemen bisnis dan kewirausahaan. Seminar ini dipandu oleh Berlian Putri Utama sebagai moderator.

Setelah sesi seminar, kegiatan dilanjutkan dengan proses pembuatan video branding yang mendokumentasikan langkah-langkah produksi gula aren khas Pedawa. Video ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mempromosikan produk mereka ke pasar yang lebih luas, meningkatkan daya tarik produk, serta memperkuat identitas lokal gula aren khas Pedawa.

Pada hari kedua, para peserta dan panitia melanjutkan kegiatan dengan melakukan wawancara serta produksi lanjutan video branding. Wawancara dilakukan dengan seorang petani gula aren serta Kepala Dusun Desa Pedawa, yang juga merupakan pelaku usaha dalam industri gula aren.

Tim ABDI PM kemudian mengunjungi area persemaian bibit pohon aren, lokasi produksi gula aren, serta beberapa titik penting di desa yang memiliki keterkaitan dengan industri ini. Seluruh kegiatan ini didampingi langsung oleh Kepala Dusun Desa Pedawa. Dokumentasi yang dihasilkan akan digunakan sebagai media promosi yang nantinya diserahkan kembali kepada desa untuk dimanfaatkan dalam pemasaran produk gula aren khas Pedawa.

Kegiatan ABDI PM: Meraki Asa sejalan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam mendukung Tujuan 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi serta Tujuan 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Dengan adanya seminar dan video branding ini, masyarakat Desa Pedawa diberikan akses terhadap edukasi kewirausahaan dan strategi pemasaran modern yang dapat membantu meningkatkan pendapatan mereka. Selain itu, promosi produk lokal seperti gula aren khas Pedawa juga berkontribusi pada pelestarian tradisi pertanian lokal yang berkelanjutan.

Keberhasilan kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, baik dari masyarakat setempat maupun pihak akademisi. Diharapkan, program ABDI PM ini dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya, membawa manfaat yang lebih luas bagi masyarakat desa serta memperkuat komitmen mahasiswa dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam pengabdian kepada masyarakat.

Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa didampingi langsung oleh generasi kedua pengelola museum, Mario Blanco, dan Antonio Blanco Junior. Mario Blanco menjelaskan sejarah Museum Blanco yang merupakan santuari karya seni mendiang Don Antonio Blanco, sebagai seorang seniman. Ia mengungkapkan bahwa museum ini bukan sekadar tempat memajang lukisan, melainkan sebuah medium untuk mewariskan kisah dan pengalaman seni dari generasi ke generasi.

Selama kunjungan, mahasiswa mendapatkan wawasan tentang bagaimana karya seni, seperti lukisan, dapat menjadi daya tarik wisata yang mampu memikat pengunjung dari berbagai negara. Selain itu, mahasiswa juga mempelajari teknik pengelolaan museum, strategi mempromosikan destinasi seni, dan pentingnya integrasi budaya lokal dalam pariwisata.

Mario Blanco memberikan pesan penting kepada para mahasiswa. Sebagai seniman dan pecinta budaya Bali, ia berharap generasi muda dapat menjadi pelopor pelestarian budaya lokal di tengah arus globalisasi. “Kita harus bangga dengan keaslian budaya kita, tidak hanya di Bali, tetapi juga di seluruh Indonesia. Keunikan budaya inilah yang membuat kita istimewa dan menjadi daya tarik wisata tanpa harus terjebak pada konsep pariwisata yang hanya mengejar keuntungan semata,” ujar Mario Blanco.

Ia juga menekankan pentingnya memahami nilai-nilai budaya sebagai warisan yang harus dijaga. Dengan demikian, destinasi wisata seperti Museum Blanco dapat terus menjadi ikon seni dan budaya yang mendukung perkembangan pariwisata yang berkelanjutan.

Kunjungan ini menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam memahami bagaimana seni dan budaya dapat diintegrasikan ke dalam pengembangan destinasi wisata. Selain menambah pengetahuan praktis, kegiatan ini juga menginspirasi mereka untuk ikut berkontribusi dalam pelestarian budaya lokal.

Museum Blanco tidak hanya menjadi peninggalan dari perjalanan seni Don Antonio Blanco, tetapi juga simbol komitmen terhadap pelestarian budaya Bali yang kaya dan unik.

Model ini memanfaatkan teknologi AR untuk memperkenalkan konsep virtual tourism, memungkinkan pengguna menjelajahi keindahan alam dan budaya Lembuh Putih secara virtual. Pendekatan ini tidak hanya memberikan pengalaman wisata yang imersif, tetapi juga mendukung konservasi alam dan pelestarian budaya lokal. Pengunjung dapat mempelajari kekayaan alam dan tradisi daerah tersebut tanpa perlu bepergian secara fisik, menjadikannya solusi ramah lingkungan di era digital.

Tujuan utama pengembangan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi wisata yang ada sekaligus memperkenalkan metode edukasi berbasis teknologi mutakhir. Selain itu, inovasi ini dirancang untuk mendorong generasi muda agar lebih terlibat dalam menciptakan industri pariwisata yang berkelanjutan.

Dengan terdaftarnya “Konservasi Digital Lembuh Putih” sebagai kekayaan intelektual, Fakultas Pariwisata Undiknas telah menunjukkan bahwa inovasi akademik dapat memberikan dampak nyata. Inisiatif ini diharapkan menjadi langkah penting dalam memajukan dunia pariwisata digital, sekaligus mendukung tujuan pelestarian alam dan budaya secara global.